Menanggapi ayat tersebut. Imam Alusy berkata, ”Allah memberikan teguran kepada Rasulullah bahwa sikap berpaling muka dari orang yang dianggap rendah dan hina itu tidak diperbolehkan dalam agama Islam.”
”Dan tahukah engkau (Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan dirinya dari dosa atau dia ingin mendapat pengajaran yang memberi manfaat kepadanya.” (QS ‘Abasa [80]: 3-4)
Kata berpaling berasal dari abasa ya’busu ‘ubusan yang artinya berpaling muka disertai perasaan kesal. Dalam ayat lain ‘aradla yang artinya berpaling, ”Dan berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (QS Al-A’raf [7]: 199). Juga tawalla yang artinya berpaling, ”Maka, palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (QS Al-Baqarah [2]: 144)
Tidak sedikit orang yang sering berpaling muka dari seseorang yang dianggap rendah baik hartanya, jabatannya, fisiknya, maupun kemampuannya. Padahal, Allah mensinyalir dalam firman-Nya, ”Sungguh orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu sekalian.” (QS Al-Hujurat [49] : 13)
Riwayat tersebut dapat kita ambil pelajaran. Pertama, Rasulullah adalah suri tauladan yang abadi, dalam dirinya terdapat sesuatu yang harus dicontoh (uswatun hasanah) oleh seluruh manusia. Sehingga, kesalahan kecil pun Allah menegur langsung dengan ayat-Nya.
Allah mengingatkan rasul-Nya untuk tidak berpaling muka dari manusia. Baik pejabat dari rakyat, orang kaya dari yang miskin, orang pintar dari yang bodoh, ulama dari masyarakat, anak muda dari yang tua, dan sebagainya, semua sama di depan Allah, kadar ketakwaanlah yang membedakan.
Berpaling Muka
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5
Published :
Rating : 4.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar