Diberdayakan oleh Blogger.

Menikah Kebutuhan Syahwat

Sudah menjadi thobi’at kemanusiaan, bahwa setiap manusia diciptakan oleh Alloh Ta'alaa dilengkapi dengan naluri seks yang begitu kuat yang disebut syahwat, perasaan senang kepada wanita. Terutama pada malam pertama. Di mana saat-saat malam seperti itu sudah sangat dinanti-nantikan dan ditahan-tahan sejak sekian tahun lamanya. Ingin segera “mbelah duren”. Kaya apa sih nikmatnya membelah duren itu?

Ini adalah start bagi setiap manusia yang hendak menjalani kehidupan berumah tangga. Dalam menghadapi malam pertama, jika memang kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan intim alias mbelah duren karena kelelahan atau kecapean, mendingan dibatalkan saja niat tersebut daripada menysal nanti, “gagal mbelah duren”. Kemudian mencari waktu yang tepat dan kondisi tubuh yang prima sehingga mbelah durennya betul-betul sempurna. Sekali lagi “sempurna”. Bila lemah nafsu dikarenakan ada kelainan yang disebabkan faktor kesehatan, lebih baik berobat kedokter ahli kelamin. Dan bila harus oprasi, sebaiknya lakukan oprasi itu untuk keutuhan dan keharmonisan rumah tangga.

Mengapa, sebegitunya dianggap penting seorang laki-laki yang baru menikah memliliki alat vital yang bisa ngaceng kenceng “keras”? Karena, tidak gampang bagi alat vital laki-laki yang loyo untuk membelah duren seorang perawan.

Betul, menikah itu jangan hawa nafsu. Tapi, ada yang lebih betul lagi, yaitu bila “hawa” nya dibuang, sedangkan “nafsu” nya biarkan saja tetap ada. Sebab, jika tidak mempunyai nafsu, apalagi bila tidak ada nafsu seks atau lemah syahwat maka dapat mengurangi keharmonisan rumah tangga, bahkan jika masalah tersebut dibiarkan saja berlarut-larut, tidak sesegera mungkin di atasi maka tidak menutup kemungkinan dapat mengakibatkan perceraian. Berarti masalah tersebut merupakan petaka dalam rumah tangga.

Memang, tidak sedikit wanita yang sedang mendem cinta, ketika baru-barunya mau menikah si calon suami mengatakan "tapi ma'af lho .........., sepertinya aku kurang perkasa! Apa jawaban si cewek kepada laki-laki yang ia cintai itu "wong aku nggak nyari gituan kok, murni aku mau dengan kamu semata-mata cuma cari pahala, untuk menjaga agama". Tapi, yang terjadi apa? Setelah sekian bulan atau sekian tahun, ia menuntut cerai, menggugat cerai, alasannya karena suami tidak dapat memberikan kepuasan nafkah biologis alias seks, karena lemah sahwat. Ketika dikatakan pada istrinya "Dik, katanya dulu kamu nggak cari gituan, sekarang kok minta cerai? Jawabnya "Ya, itu-kan dulu. Masak terus-terusan loyo, udah nggak puas, ngotor-ngotorin tempik, tiwas capek junubnya". Ya sudah, saya do’akan bila nanti kamu dapat jodoh, mudah-mudahan bisa memuaskan kamu, ya? Mas nggak marah, kan? Nggaaak. Beneraan? Sungguh, dik! Mendingan punyaku saya jepitkan ke pintu, yang nggak pernah protes, nggak menuntut inilah, itu-lah.

Laki-laki lemah syahwat itu bagaikan sepeda motor yang air accunya kurang atau boleh jadi sudah soak, maka ketika distart tidak bisa langsung "greeng", ibarat HP sinyalnya kurang bagus hingga suara yang diterima putus nyambung, putus nyambung.

Raja Gandul / Penis yang kondisinya seperti ini, pasti membuat kesal pemiliknya. Isteri pun demikian, ia merasa kesal bila bertepatan dengan datangnya libido (gairah seks) nya, sementara penis suaminya tidak kunjung ereksi. Karena, laki-laki yang lemah syahwat itu kurang pas dengan dalil. Mestinya, pada saat sang isteri tengah diserang libido yang begitu kuat, sang suami langsung mengimbanginya dengan ditandai alat vital atau penis bergerak membesar dan panjang.

Sehingga ketika sang isteri menyentuh, meraba dan memegang penis yang sudah mengembang besar dan panjang tersebut hatinya berbunga-bunga seraya berkata dalam hati "Al-hamdulillah". Pertanda gairah seknya “ready” siap tempur. Maka, laki-laki yang demikian sudah bisa dibilang telah sesuai, sudah pas dengan firman Alloh Ta'alaa yang tercantum di dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imron, No. Surat: 3, Ayat: 14, yang berbunyi:
Yang artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia”.

Apabila naluri seks ini tidak diberi jalan keluarnya, maka akan dapat menimbulkan masalah yang sangat serius. Masing-masing orang akan mencari kepuasan untuk melampiaskan naluri seks dengan caranya sendiri-sendiri, seperti layaknya hewan.

Atau melakukan onani bagi laki-laki, sedangkan bagi perempuan akan melakukan masturbasi untuk melampiaskan nafsu birahinya agar memperoleh kenikmatan sesaat, tidak pandang bulu, entah itu dari kalangan usia muda atupun tua, sama saja, nafsu mah tetap nafsu, yang penting nikmat. Dosa urusan belakang, itu urusan nanti.

Dengan demikian, maka Alloh menetapkan perkawinan sebagai jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan seksual hamba-Nya, agar tercipta suatu rumah tangga dan masyarakat yang tentram, penuh cinta kasih, dan penuh kasih sayang, alias keluarga bahagia, sejahtera, sakinah, mawaddah, warohmah. Untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut, maka upaya pertama yang harus kita lakukan, adalah memilih calon isteri, atau membetuk isteri kita yang telah ada menjadi isteri yang sholihah. Oleh karenanya Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda di dalam Hadits Muslim, yang berbunyi:
Yang artinya: “Adapun dunia ini, semuanya adalah kesenangan. Namun, sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah orang perempuan yang sholihah”.

Hanya saja, tidak semua orang perempuan itu bertipe ‘sholihah’. Ada orang perempuan bekerja di kantor sebagai sekretaris sukanya menggoda laki-laki.

Sebagai Pak Guru yang punya tampang cakep, ramah, nyentrik, necis pasti tidak luput dari godaan pelajar siswi yang ganjen, kegatelan.

Begitu juga bagi laki-laki yang menjadi seorang Pejabat Pemerintah. Nota bene sebagai wakil rakyat. Maka, artis yang haus uang dan biar cepat terkenal akan menjadi incaran wakil rakyat yang hidung belang, nama lain dari lonte laki-laki.

Bagi laki-laki yang senang dugem dan punya uang, maka ia tidak luput dari godaan hostes istilah bagi perempuan penghibur kelas hotel, tinggal hubungi, kapan dibutuhkan sudah siap pakai.

Apalagi sebagai Direktur Perusahaan atau Direksi Perkantoran yang berpakaian necis, berdasi dan mempunyai gaji. Sudah barang tentu akan menjadi incaran banyak wanita. Tak terkecuali sekretarisnya sendiri.

Bahkan, bagi seorang artis papan atas pun tidak kalah heboh dengan mereka yang berprofesi hidung belang. Istilah kata “setali tiga uang”. Apalagi artis yang bersangkutan ganteng dan banyak uang, ya sudah. Pasti banyak wanita yang ingin nempel dengannya, bahkan ingin dijima’.

Atau pemuda belia yang kencingnya saja belum lurus sudah bisa melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri, bahkan malah lebih berani. Terkadang, sekolahnya belum kelar sudah menghamili wanita teman sekolahnya. Di mana sih biasanya mereka melakukan perbuatan bejat tersebut?

Bagi laki-laki yang sudah punya isteri, ketika merasa tergoda oleh orang perempuan lain, segeralah ingat isteri atau bila perlu pulang kerumah menemui isteri untuk melampiaskan libidonya, dan sang isteri tidak boleh menolaknya kecuali sedang berhalangan, yakni sedang haid atau menstruasi dan nifas. Jika sang isteri berani menolak ajakan suaminya yang tengah dilanda libido, maka dia mendapat laknat malaikat. Dasarnya, berturut-turut di bawah ini:
1. Di dalam Hadits Muslim, Abu Daud, dan Ahmad yang diriwayatkan dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu Anhu, ia (Abu Huroiroh) berkata: “Rosululloohi Shollalloohu Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Ketika salah seorang di antara kamu melihat seorang perempuan lalu tertarik, maka hendaklah ia segera mendatangi isterinya agar nafsunya dapat tersalurkan”.

Nach.., yang paling menyakitkan hati seorang suami dari sekian banyak sikap isteri adalah apabila suami sedang berkeinginan untuk melepaskan dan melampiaskan libidonya kepada isteri, ternyata sikap isteri nampak tidak meresponnya, bersikap dingin, pindah tempat tidur padahal tidak dalam keadaan sedang menstruasi atau haid, juga tidak sedang sakit ataupun repot.

Istri yang seperti inilah yang patut dan layak mendapat laknat. Sebagaimana telah disebutkan di dalam Hadits Abu Daud, Rosulullohi shollallohu ‘Alaihi Wasallam, bersabda:
Yang artinya: “Ketika seorang suami mengajak istrinya ketempat tidurnya lalu istrinya menolak mendatanginya, lantas suaminya tidur dalam keadaan marah/ngambek padanya, maka malaikat melaknatinya sampai subuh”.
[S.Baiturrahman]
Share on :
Menikah Kebutuhan Syahwat
Menikah Kebutuhan Syahwat
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar