1. Pilihlah wanita yang badannya tidak mengeluarkan bau tidak sedap. (Dianjurkan menghindari makanan yang dapat menyebabkan bau badan tidak sedap). “Mas geli..! “Dik, bau asem kecut”.
2. Pilihlah wanita yang ketiaknya tidak mengeluarkan bau tidak sedap. (Dianjurkan makan daun luntas yang sudah direbus dan tidak makan bawang-bawangan, kucai). “Dik, bau asem ketek…!”
3. Pilihlah wanita yang mulutnya tidak mengeluarkan bau tidak sedap. (Hindari makan pete. Dianjurkan merawat gigi lima bulan satu kali ke dokter gigi untuk menghilangkan karang-karang gigi yang ada di belakang gigi sebagai sumber bau, bila akan kecupan dianjurkan makan permen “KIS” untuk menghilangkan bau mulut). “Dik, belum sikat gigi, ya?”
4. Pilihlah wanita yang kedua urat tumitnya merit, betisnya bunting padi, njantung pisang, jangan yang bumbung seperti bambu alias tidak berbentuk. Waaah, perlu seleksi betis & urat tumit, doong…..??????
5. Pilihlah wanita karena hartanya (kalau ada: yang rumahnya bertingkat, punya banyak sertifikat, punya mobil ALPHARD mewah mengkilat, punya banyak uang berlipat, yang ridho dipoligami empat, dan tidak punya niat minggat. “Yaaa, idep-idep bisa buat jaminan pendidikan, kesehatan & kesejahteraan anak..!”.
6. Pilihlah wanita karena keturunannya (kalau ada: Seorang ustadz, berpangkat, konglomerat, terhormat). “Yah, bisa buat jaminan keselamatan di akherat…!”
Istri yang dipilih karena melihat dari garis keturunan yang baik, tentu ada baiknya. Baiknya, bisa membagusi keturunan, bisa merobah nasib. Orang jawa bilang, “idep-idep dadi kayu mati nemplok neng kayu urip, mbok-mbok iso melok urip”, artinya bisa merobah ekonomi menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Daripada nunggu-nunggu balung kosong, maksudnya daripada menunggu mendapatkan warisan dari orang tua atau mertua yang tidak bisa diharapkan “miskin harta”.
7. Pilihlah wanita karena kecantikannya (kalau ada: yang tak berbikat/bekas koreng melekat, buah dada padat, bahenol bagian pantat, ayu memikat). “Kalau mau, buah pepaya saja kasih kutang!” Syukuri, seperti apa pun bentuk buah dada istri.
Istri yang dipilih hanya atas dasar kecantikannya tidak menutup kemungkinan akan menuntut biaya hidup yang mahal. Karena, bila suami kepingin istrinya cantik maka boleh jadi harus siap mengeluarkan biaya yang tidak murah, “SALON” bok. Belum lagi, cantik rupa itu belum tentu cantik hatinya. Dampak negatifnya adalah bila dalam berhubungan intim dengannya ternyata dia tidak terpuaskan karena kemaluan suami tidak keras, besar dan panjang, maka tidak menutup kemungkinan ketika sedang melakukan hubungan badan ia berkhayal yang bukan-bukan untuk mendapatkan kepuasan batin. Dan boleh jadi, dia akan menuntut suami cerai hanya gara-gara tidak puas seks. Bahkan dia memilih cari suami bule meskipun tidak iman, dia berpikiran yang penting kemaluannya besar dan panjang. Dia pikir dengan cara itu akan memperoleh kepuasan biologis. Padahal belum tentu juga. Maklum, belum tahu dia!
Atau jangan-jangan bila tidak berani mengutarakan keinginannya seperti itu dia diam-diam memilih melakukan masturbasi dengan menggunakan benda atau buah yang bentuknya mirip dengan kelamin laki-laki, yang penting kalau sedang dimasukkan ke dalam liang kemaluan diperkirakan tidak patah di dalam, bisa dengan pisang ambon, mentimun, wortel, dan lain sebagainya. Alasannya sepele, yaitu mencari kepuasan sesaat. Dia beralasan, “Abisan punya suamiku bisanya cuma ngotori tempik doang, nggak bisa memberikan kepuasan”. Jangan-jangan, malah berhayal alangkah enaknya bila alat kelamin suami saya bercabang, kalau bisa sih yang cabang dua, sehingga kalau satu sudah loyo, tinggal make’ yang satunya lagi. Kan enak jika ada serepnya, bisa bergantian. Nggak usah poli andri (istri bersuami lebih dari satu).
8. Pilihlah wanita karena agamanya (yang ta'at). Minimal bisa untuk nentremin ati.
Istri yang dipilih karena agamanya cenderung gampang diatur, lebih mendahulukan kwalitas hati ketimbang materi. Hatinya ikhlas menikah dengan suami yang tidak dapat memberikan kepuasan biologis, dia akan lebih mengedepankan pertimbangan akal sehat ketimbang hawa nafsu. Seksual bukanlah hal yang pertama dan utama baginya, tapi kerukunan. Baginya kemaluan suami yang kecil dan sepanjang rokok tidak menjadikan masalah. Karena, baginya kemaluan wanita itu mempunyai sifat elastis yang bisa menerima kemaluan suami apa adanya. Nggak percaya? Buktikan! Gitu aja kok repot.
Apapun kriterianya dalam mencari istri, sebenarnya tidak ada lain dan tidak bukan persyaratan utama yang tidak dapat dipungkiri adalah pokok bolong. Se-kaya apa pun, secantik apa pun tetap yang paling penting adalah liang vaginanya. Yang lain selain yang satu itu bersifat hanya pelengkap kebahagiaan saja, baik itu kebahagiaan di dunia maupun di akhirot. Si maman wahidah, hubulun sahiyun-lah yang paling niksmat di antara kenikmatan yang dimiliki istri. Bayangkan, bila pas malam pertama mau dislentem (diseks) tiba-tiba itunya rapet, gimana tu?
Tapi, jika pas malam pertama duren yang dibelah ternyata duren montong atau duren tembaga, sudah pasti rasanya “mak nyuus, eeenak tenan”. Ketika merasakan kenikmatan hangatnya liang vagina, pikiran langsung terbang ke awang-awang serasa dunia ini hanya milik berdua, indah nian. Aw aw aw, desahan istri terdengar sedang menikmati hanimun. Dengan gaya “Minak Jinggo”, artinya miring enak njengking nggih monggo.
Tip: Biar tidak terlalu fokus pada kenikmatan hangatnya denyutan vagina istri ketika seks yang dapat mengakibatkan ejakulasi dini, maka cara mengatasinya sangat gampang, yaitu ambillah bulu entog lalu gelitiklah pelan-pelan lubang telingamu sambil terus lakukan goyangan erotis dalam hubungan intim dengan istrimu! Sehingga kenikmatan akan terbagi antara telinga dan penis. Dengan cara begitu, inyaa Alloh permainan seks bisa tahan lebih lama. Paling-paling wajahmu dicakar istri, atau paling keceng istrimu marah dan protes, “Ya sudah mas, sampean kawin saja sama bulu, kalau enggak sama entog!”
Atau istri nggak perlu marah. Caranya gantian, bilamana istri sedang tidak merasa kepingin melakukan hubungan intim karena lagi ada sesuatu hal, tapi sang suami maksa harus melayaninya, sebaiknya layani saja. Nah untuk menhindari kekesalan hati, maka alihkan perasaan kesal itu dengan cara ambil korek kuping terus lakukan hubungan intim itu sambil mengorek kuping, beres deh. Kalau dia marah, namanya nggak adil.
Hasilnya, kuping menjadi bersih, suami senang. Inilah yang namanya “satu kali gayuh dua pulau terlampaui”. Jadikanlah kedua cara tersebut sebagai solusi, pemecahan masalah. Ini buat pasangan yang tidak berkenan diishlahkan oleh tim penyelesaian. Jangan berantem ndak jelas, ngambek seperti anak kecil. Jangan berantem kayak kucing, maluu! Pandai-pandailah untuk menghindari bayu bening alias air mata “tangisan pilu” tanda kecewa.
Yang mendasari kriteria tersebut di atas adalah dalil-dalil berikut ini :
Di dalam Hadits Riwayat Ahmad Juz 4 hal 262. Dari Anas bin Malik Rodhiyallohu Anhu, Sesungguhnya Nabi Shollalloohu Alaihi Wasallam mengutus Ummi Sulaim supaya melihat seorang gadis, lalu Nabi bersabda:
Yang artinya: “Ciumlah bau badannya dan lihatlah urat tumitnya”.
Di dalam Hadits Riwayat Fiqhussunnah Juz 2 hal 19, yang berbunyi: Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam mengutus sebagian isterinya untuk mencari tahu sebagian cacat (kekurangan) bagi wanita yang tersembunyi (bau mulut, bau ketiak dan urat tumit), lantas beliau bersabda pada isterinya itu:
Yang artinya: “Ciumlah mulutnya, ciumlah kedua ketiaknya, lihatlah kedua urat tumitnya [bumbung atau merit]”.
Di dalam Hadits Riwayat Nasa’i di ceritakan bahwa Rosululloh Shollalloohu Alaihi Wasallam itu adalah tipe laki-laki yang suka dengan kemesraan, perhatikan Hadits di bawah ini:
Yang artinya: “Dari Aisyah Rodhiyallohu Anha Sesungguhnya Rosulullohi Shollalloohu Alaihi Wasallam menciumnya dan mengecup mulutnya”.
Di dalam Hadits Shohih Bukhori telah diungkapkan bahwa:
Yang artinya: “Nabi bersabda: “Orang perempuan itu dinikahi karena empat hal:
1. Karena Hartanya ( yang bersertifikat ).
2. Karena Keturunannya ( yang terhormat ).
3. Karena Kecantikannya ( yang memikat ).
4. Karena Agamanya ( yang ta’at ).
Maka pilihlah orang perempuan yang mempunyai agama ( yang ta’at ) bila tidak kamu akan repot mengurusnya”.
Idealnya kita hidup di dunia ini biar ibadah kita tuma’ninah/tenang apabila kita memiliki 5 (lima) hal, yaitu:
1. Upo ( maisyah; sumber kehidupan/mata pencaharian).
2. Wanito (isteri sing iso ngemong rogo lan jiwo)
3. Wismo (rumah/tempat tinggal)
4. Turonggo (kendaraan: syukur-syukur Alloh paring punya mobil ALPHARD mewah mengkilap)
5. Susilo (budi pekerti/agama).
Akan tetapi yang paling utama adalah masing-masing pasangan harus saling mencintai. Oleh karena itu di dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ No. Surat: 4, Ayat: 3, ada sebuah ungkapan yang bersifat anjuran Alloh, yang berbunyi:
Yang artinya: “Maka nikahilah wanita-wanita yang kamu cintai”.
Dengan demikian Ingsya Alloh segala sesuatunya akan mudah diwujudkan, diatasi, diselesaikan. Karena, dengan cinta akan saling sedikit membuta terhadap kesalahan atau kekurangan yang tidak berarti, sebab ada perasaan takut kehilangan pasangan. Ingat, bukan titik yang membuat tinta, tapi tinta yang membuat titik. Artinya, bukan cantik yang membuat cinta, tapi cinta yang membuat cantik.
Kalau memang menikahi perempuan niatnya mau ngasih kenikmatan seks, sebaiknya jangan menikah di usia tua, walaupun ada pepatah lama “tua tua keladi makin tua makin jadi”. Itu sih betul, boleh-boleh saja kawin tua. Tapi, ngeliatnya sudah nggak asik, gocekannya sudah kurang santer coy. Pokoke’ garing-lah, ora enak. Tim perkawinan menanyakan “Masih wani opo ora?”. Terus bandingkan dengan pemuda perkasa? Gimana? Beda..kan? Sungguh beda. Kayaknya sih, asik. Enerjik dan kelihatannya menggairahkan. Kalau udah nyoba, sepertinya pingin lagi-pingin lagi gituuuu.
Makanya ada orang yang bilang "kalau sudah cinta, tai kotok rasa coklat". Ada juga yang bilang "cinta itu buta". Ada pula yang mengatakan "CINTA" itu kependekan dari Cinta itu Indah Nian Tanpa ada Akhirnya, alias kekasih dunia-akhirat. Nach, yang terakhir inilah yang lebih shohih, yang oleh Nabi Muhammad Shollallohu'Alaihi Wasallam disebut "Mahabbah Shodiqoh", cinta sejati. Untuk menanamkan cinta sejati kepada isteri, sebenarnya tidaklah sulit. Caranya; cukup kita katakan di dalam hati kita yang paling dalam, "Saya tetap mencintai isteri saya walaupun........pendek, tuwek, elek, pesek, bokek (intinya isteri saya banyak kekurangannya ketimbang kelebihannya).
Bagaimanapun dia adalah hasil dari sholat istikhoroh saya. Dia adalah jodoh saya dari Alloh yang terbaik buat saya, agama saya, maisyah saya dan dia adalah tameng bagi saya dari api neraka". Coba bayangkan ketika suami sedang di luar rumah lalu mendapati perempuan lain yang menggairahkan terus pulang untuk melampiaskan hasrat birahinya itu kepada istri maka dengan demikian dapat menormalkan kembali gejolak birahi yang ada di hatinya, sehingga tidak terjadi pelanggaran. Apa itu namanya bukan penjagaan dari neraka. Kok segitunya tega menyakiti istri. Nggak-lah, saya nggak tega untuk menyakiti istri. Dengan berpikir begitu akan mudah mema’afkan dan berlapang dada terhadap kekurangan dan kesalahan istri.
Daripada mengatakan, "Adanya saya mencintai isteri saya karena.........dia cantik, kaya, anak orang berpangkat, dll. Biasanya dengan munculnya pemikiran seperti itu cintanya akan cepat lapuk dan rapuh. Iyaa isterinya masih cantik, masih kaya, orangtuanya masih punya pangkat, nah kalau sudah tidak cantik lagi, tidak kaya lagi, dan bapaknya sudah tidak punya pangkat, apa jadinya? Cinta yang semacam itu adalah cinta penuh hawa nafsu, cinta yang semu, rawan dan rentan dengan konflik. Semestinya kita katakan, "saya mencintai isteri saya karena Alloh Ta'alaa, bukan karena ini dan itu.
Istri yang baik selalu “ready”, siap melayani suami.
Okelah kalo begitu.
Tapi, berumah tangga hanya modal cinta saja, tentu belum cukup, karena kenyataannya banyak pasangan muda yang awalnya mengatakan, "Biarin nggak punya apa-apa yang penting dia ganteng, cinta pada saya". Yang terjadi apa? Lambat laun cintanya pudar dengan seiring waktu, biasanya yaach paling banter 2 setengah tahun sampai 5 tahun ucapannya sudah berubah, “Makan tuh ganteng”, “Makan tuh cinta! Pertanda tidak bahagia, gagal membina rumah tangga dan ujung-ujungnya bercerai. Padahal kaum Kristiani saja menolak terjadinya perceraian. Ini dapat kita lihat dalam kitab mereka, yaitu Matius, Pasal 1: Ayat: 19, tidak boleh bercerai.
“Suami ganteng, memang suka nyebelin, egois”. Kata Wanita.
[SB]
Tip Memilih Isteri:
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5
Published :
Rating : 4.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar