Sabar, sebagai sebuah perlengkapan bagi seorang muballigh dalam menghadapi kehidupan untuk menggapai cita-cita dan cinta. Dalam arti bahwa sabar adalah sebuah konsep untuk melangkah lebih lanjut dengan tetap teguh berjuang. Sabar bukan berarti diam menerima nasib tanpa berusaha memperbaikinya, akan tetapi justru sabar itulah merupakan kunci dinamis untuk menghadapi perubahan yang bisa terjadi dengan tiba-tiba kepada kita. Pada surat Ali ‘Imron, no surat 3, ayat 200, difirmankan Alloh Ta’alaa, bahwa sabar harus diikuti dengan kesiapsiagaan yang penuh disertai ketaqwaan kepada Alloh Ta’alaa.
Berhubung tidak semua pribadi muballigh memiliki sikap sabar, maka sabar dianggap tinggi nilai perbandingannya. Secara psikologis, sabar dapat menyumbangkan sejumlah besar kenyataan bathiniyah yang mampu menjaga stabilitas kepahaman muballigh. Orang yang sabar tentu jasmani dan rohaninya sehat. Namun kesehatan jasmani tidak selalu bertumpu pada nampak lahiriyah atau dari kesehatan badan “Men sana in corpora sano”, artinya jiwa yang sehat terdapat pada badan yang sehat. Namun, ungkapan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, manusia yang bermoral bejad terkadang badannya malah sehat wal afiat, seperti para bangsat, pencoleng, maling justru dikomando dan dilakukan oleh orang-orang yang nampak berbody sehat bugar. Seyogianya pengertian yang demikian tadi diganti dengan, “Jiwa yang sehat terdapat pada akal yang sehat pula”. Maka jelaslah, akal yang sehat adalah akal yang mau dan rela menerima ketentuan dari Alloh Ta’alaa yang sering kita sebut “Maa Qodirulloh”, seperti:
Diqodar mendapat rejeki harus bersyukur
Diqodar mendapat cobaan harus bersabar
Diqodar mendapat musibah harus istirja’
Diqodar mendapat salah harus bertaubat
Itulah sebabnya Alloh Ta’alaa berfirman dalam Al-Qur’an, surat Al-Baqoroh, ayat 45, yang berbunyi:
Yang artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.
Dalam arti bebas bahwa setiap kali kita mendapatkan ujian atau cobaan dari Alloh Ta’alaa, maka hendaknya kita minta tolong kepada Alloh Ta’alaa dengan cara sabar dan mengerjakan sholat, yaitu sabar pada sa’at menanti pertolongan Alloh Ta’alaa, dan mengerjakan sholat hajat dalam menumpahkan keluhan atas cobaan yang sedang menimpa.
[S.Baiturrahman]
"SABAR ITU INDAH" (Apalagi Yang Sabar adalah Muballigh)
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5
Published :
Rating : 4.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar