2. Untuk membersihkan hatinya dari berbagai macam kotoran agar bisa menerima Al-Qur’an dengan baik dan dapat menjaganya serta dapat mengambil manfa’atnya. Sungguh telah tercantum di dalam hadits yang shohih dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, riwayat Bukhori dan Muslim. Sesungguhnya Nabi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging, ketika segumpal daging itu bagus maka seluruh tubuh pun akan menjadi bagus, dan ketika segumpal daging itu rusak maka seluruh tubuh pun akan ikut rusak. Ketahuilah, adapun segumpal daging itu adalah hati (jantung)”.
3. Merendah diri kepada gurunya, sopan ketika bersamanya, dan merendah diri pada ilmu. Dan telah tercantum di dalam Hadits Riwayat Thobroni fil Ausathi bahwa, Rosulullohi Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Kalian belajarlah ilmu, dan untuk mendapatkan ilmu itu kalian belajarlah dengan tenang, tentram, merendah diri kepada guru kalian”.
4. Pandanglah guru kalian itu dengan pandangan mata yang menghormat, dan menghargai, serta meyakini keahlian (guru) nya yang sempurna (memang ahli di bidangnya).
5. Menghormati majlis (tempat duduk) nya, lalu jangan sampai mengerasani seseorang disisi (guru) nya, dan jangan ngobrol dengan teman duduknya di depan (guru) nya, serta jangan secara gencar / agresif (bahasa Jawa: nyecer) bertanya kepada (guru) nya.
6. Dan jangan sekali-kali menunjukkan perbedaan pendapat kepada (guru) nya lantas dia merasa bahwa dirinya lebih benar daripada gurunya.
7. Dan jangan sekali-kali menunjuk-nunjuk guru, dan jangan sekali-kali melototi guru, serta jangan sekali-kali dia berkata kepada (guru) nya ”Mas Pulan telah berkata tidak seperti apa yang sampean katakan”.
8. Sudah sepantasnya bila dirinya benar-benar mau berhasil mendapatkan ilmu, maka menuntut ilmunya di waktu masih muda, masih semangat, badannya masih kuat, pikirannya masih jernih (belum memikirkan banyak kebutuhan).
9. Adapun pesan Abdillah bin Mas’ud Rodhiyallohu ‘Anhu dan sebagai penutup pesannya pada “Etika Menuntut Ilmu” ini, adalah: Abdillah bin Mas’ud Rodhiyallohu ‘Anhu, berkata: ”Sudah sepantasnya bagi pembawa Al-Qur’an apabila dia melek di malam harinya (sholat sunnah malam dan banyak berdo’a) ketika manusia sedang tidur, dan di siang harinya (berpuasa sunnah) ketika manusia tidak berpuasa, dia sedih ketika manusia bersenang-senang, dan dia menangis ketika manusia tertawa, dan dia diam ketika manusia berbincang-bincang, dia khusyu’ ketika manusia sombong (tidak butuh pada Alloh / melamun). (Kitabul Tibyani Fii Adaabi Hamalatil Qur’ani).
Ketahuilah, bahwa kamu sekalian sekali-kali tidak akan memperoleh ilmu, kecuali dengan memenuhi enam syarat: 1. Cerdas, 2. Hobi / Sangat mencintai, 3. Sabar / Tahan uji, 4. Mempunyai bekal / sangu, 5. Ada petunjuk guru, 6. Waktu yang lama.
[S.baiturrahman]
"ETIKA MENUNTUT ILMU"
Reviewed by Unknown
Published :
Rating : 4.5
Published :
Rating : 4.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar